Rejuvenation of Constitutional Ethics in the Sapta Karsa Hutama of the Constitutional Court
DOI:
https://doi.org/10.58824/mediasas.v8i3.454Keywords:
Constitutional Ethics, Sapta Karsa Hutama, Constitutional Court, Rule of Law, Rule of Ethics, Etika Konstitusi, Mahkamah Konstitusi, Supremasi Hukum, Supremasi etikaAbstract
This study originates from the constitutional ethics crisis in Indonesian constitutional practice, highlighted by ethical violations committed by constitutional judges. Such cases raise doubts about the effectiveness of Sapta Karsa Hutama as an ethical guideline and moral foundation for the Constitutional Court. The study aims to analyze the relevance of Sapta Karsa Hutama in rejuvenating constitutional ethics and strengthening the Court’s role as the guardian of the constitution and democracy. A normative legal method was applied using conceptual, historical, and statutory approaches, supported by academic literature. The findings reveal that Sapta Karsa Hutama is urgent as an ethical instrument emphasizing integrity, justice, responsibility, and accountability. Weak enforcement, limited internalization of values, and a fragile legal culture have hindered its implementation. The study concludes that rejuvenating constitutional ethics through Sapta Karsa Hutama is essential to uphold the Court’s dignity. It recommends strengthening ethical education, establishing independent oversight mechanisms, and integrating ethical values into constitutional practice to ensure that the rule of ethics operates alongside the rule of law.
[Penelitian ini berangkat dari krisis etika konstitusi dalam praktik ketatanegaraan Indonesia yang mencuat melalui kasus pelanggaran kode etik hakim konstitusi. Kondisi ini menimbulkan keraguan terhadap efektivitas Sapta Karsa Hutama sebagai pedoman etik dan dasar moral Mahkamah Konstitusi. Tujuan penelitian adalah menganalisis relevansi Sapta Karsa Hutama dalam merejuvenasi etika konstitusi dan memperkuat peran Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga konstitusi dan demokrasi. Penelitian menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan konseptual, historis, dan perundang-undangan, didukung kajian literatur akademik. Hasil menunjukkan bahwa Sapta Karsa Hutama memiliki urgensi sebagai instrumen etik yang menekankan integritas, keadilan, tanggung jawab, dan akuntabilitas. Lemahnya implementasi selama ini disebabkan inkonsistensi penegakan, minimnya internalisasi nilai, serta lemahnya budaya hukum. Kesimpulannya, rejuvenasi etika konstitusi melalui Sapta Karsa Hutama penting untuk menjaga martabat Mahkamah Konstitusi. Penelitian merekomendasikan penguatan pendidikan etik, mekanisme pengawasan yang independen, dan integrasi nilai etika dalam praktik ketatanegaraan agar rule of ethics berjalan seiring dengan rule of law.]
Downloads
References
Abdulkadir, M. (2004). Hukum dan penelitian hukum (Cet. 1). Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Alfauzi, R., & Effendi, O. (2020). Pembatasan kekuasaan berdasarkan paham konstitusionalisme di negara demokrasi. Politica, 7(2), 113.
Anggyamurni, V. S., Salsabilah, Y. R., & Salsa, E. D. (2020). Konstitusi dalam praktik ketatanegaraan di Indonesia. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, 23(2), 430.
Aritama, M. S. W., & Akbar, M. I. (2023). Tinjauan prinsip konstitusionalisme dalam Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen dan wacana perubahannya. Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains, 2(3), 156.
Asshiddiqie, J. (2021). Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Asshiddiqie, J. (2022). Peradilan etik dan etika konstitusi: Perspektif baru tentang rule of law and rule of ethics & constitutional law and constitutional ethics. Jakarta: Sinar Grafika.
Asshiddiqie, J. (2021). Memperkenalkan peradilan etika. Jurnal Konstitusi dan Demokrasi, 1(1), 3.
Bactiar. (2016). Esensi paham konsep konstitusionalisme dalam konteks penyelenggaraan sistem ketatanegaraan. Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan, 6(1), 127.
Bagir, M., & Harijanti, S. D. (2015). Memahami konstitusi: Makna dan aktualisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Benny, K. H. (2013). Mempertimbangkan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Disantara, F. P., et al. (2023). Ekstentifikasi kewenangan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi dalam memperkuat gagasan constitutional ethics. Jurnal Litigasi, 24(1), 40–63.
El Hakim, H. M. I. (2021). Prinsip konstitusionalisme dalam Piagam Madinah dan relevansinya bagi konstitusi Indonesia. Journal of Islamic Law Studies, 2(2), 47.
Fajar, M., & Achmad, Y. (2009). Dualisme penelitian hukum normatif dan empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hidayat, M., et al. (2023). Teori & hukum konstitusi: Dasar pengetahuan dan pemahaman serta wawasan pemberlakuan hukum konstitusi di Indonesia. Jambi: PT Sonpedia Publishing Indonesia.
Ibrahim, J. (2005). Teori & metodologi penelitian hukum normatif. Malang: Bayumedia Publishing.
Ibrahim, J. (2008). Teori dan metodologi penelitian hukum normatif. Surabaya: Bayumedia.
Isnaeni, B. (2021). Trias politica dan implikasinya dalam struktur kelembagaan negara dalam UUD 1945 pasca amandemen. Jurnal Magister Ilmu Hukum, 6(2), 101.
Mahmudi, S. S., & Soekanto, S. (2001). Penelitian hukum normatif: Suatu tinjauan singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maharani, C., & Almi’raj, M. R. (2020). Konstitusionalisme dalam pembatasan masa jabatan presiden. Jurnal Rechten: Riset Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2(1), 14.
Manan, B., & Harijanti, S. D. (2015). Memahami konstitusi: Makna dan aktualisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Marshanda, C. D. Z., Zamri, N. S., & Mahardika, R. (2023). Analisis pelanggaran kode etik dalam kasus pemberhentian Ketua MK Anwar Usman terkait putusan batas usia capres dan cawapres pada Pemilu 2024. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 1(2), 86.
Marzuki, P. M. (2011). Penelitian hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muhtadi, M., & Perwira, I. (2018). Redesign of constitutional ethics for state administrator based on the value of Pancasila. FIAT JUSTISIA: Jurnal Ilmu Hukum, 12(2), 111–113.
Nazir, M. (1998). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purnomo, C. E. (2022). Refleksi kekuasaan konstitusional presiden Republik Indonesia. Jurnal Kompilasi Hukum, 7(1), 2. https://doi.org/10.29303/jkh
Siallagan, H. (2016). Penerapan prinsip negara hukum di Indonesia. Sosiohumaniora, 18(2), 131.
Simamora, J. (2014). Tafsir makna negara hukum dalam perspektif Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jurnal Dinamika Hukum, 14(3), 556.
Soekanto, S. (2010). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Strong, C. F. (2019). Konstitusi-konstitusi politik modern studi perbandingan tentang sejarah dan bentuk. Bandung: Nusa Media.
Supriadi. (2023). Etika dan tanggung jawab profesi hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Suseno, F. M. (2015). Pergulatan pemikiran tentang budaya hukum, etik, moral, dan peradilan. In Menggagas peradilan etik di Indonesia (hlm. 35).
Suseno, F. M. (2016). Etika politik: Prinsip moral dasar kenegaraan modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Taqiuddin, H. U. (2021). Gagasan UUD 1945 sebagai konstitusi politik, konstitusi ekonomi, dan konstitusi sosial. Jurnal Econetica: Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis, 3(2), 39.
Yadi, H. (2013). Ayat-ayat akhlak dalam Al-Qur’an. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Yhannu, S., Firmansyah, A. A., & Evendia, M. (2021). Mahkamah Konstitusi dan masa depan konstitusionalisme Indonesia. In R. Rudy (Ed.), Masa depan konstitusionalisme Indonesia (hlm. 2). Depok: Rajawali Press.
Zulqarnain, C. D. M., Zamri, N. S., & Mahardika, R. (2023). Analisis pelanggaran kode etik dalam kasus pemberhentian Ketua MK Anwar Usman. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 1(2), 50–53.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Bima Bramasta, Yazwardi Yazwardi, Holizah Holizah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.