Family Harmony: Distribution of Inheritance to the Youngest Child in Gunung Meriah Aceh

Authors

DOI:

https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i1.196

Keywords:

Inheritance;, youngest child;, division of inheritance

Abstract

This paper aims to reveal the distribution of the inheritance of the youngest child in Gunung Meriah sub-district, Aceh Singki Regency. This study departs from a phenomenon where the youngest child gets more shares than other siblings, this is certainly different in the fiqh mawaris which explains if there are sons and daughters then sons get a share of 2: 1. This research belongs to the type of field research because the data is generated from informant answers. The data sources were obtained from religious leaders, community leaders, village heads, parents who distributed inheritance and children who received inheritance who had a broad understanding of the inheritance of the youngest child. Data collection was carried out by observation, interview and documentation methods. The results of this study showed that the youngest child in Gunung Meriah District received more shares of inheritance compared to other relatives, both the youngest child was a boy and a girl. The factor of giving more to the youngest child is because the youngest child is more economically less stable than his brother and brother, besides that the youngest child is the most tired and busy taking care of his parents, the youngest child after marriage usually stays at his parents' house. When viewed from Islamic law, the granting of inheritance to the youngest child is permissible because the distribution is based on deliberation and justice.

[Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap pembagian harta warisan anak bungsu di kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singki. Kajian ini berangkat dari sebuah fenomena dimana, anak bungsu mendapat bagian lebih banyak dibanding dengan saudara lainnya, hal ini tentu berbeda dalam fiqh mawaris yang menjelaskan jika ada anak laki dan anak perempuan maka anak laki-laki mendapat bagian 2:1. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan karena datanya dihasilkan dari jawaban informan. Sumberdatatersebut didapat dari tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa, orang tua yang membagikan harta warisan dan anak yang menerima warisan yang memilikipemahaman luas terkait pembagain hartawarisan anak bungsu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, anak bungsu di Kecamatan Gunung Meriah mendapat bagian harta warisan lebih banyak dibandingkan dengan saudara lainyya, baik anak bungsu tersebut berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. adapun faktor pemberian lebih kepada anak bungsu disebabkan karena anak bungsu lebih banyak ekonominya kurang mapan dibandingkan dengan abang dan kakaknya, selain itu juga anak bungsu paling capek dan sibuk mengurus orang tuanya, anak bungsu setelah menikah biasanya menetap dirumah orang tuanya. Jika dilihat dari hukum Islam, emberian harta warisan kepada anak bungsu merupakan hal yang diperbolehkan karena pembagaian tersebut berasaskan musyawarah dan berkeadilan].

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdurrahman, B.N.A (2004). Ringkasan Tafsir As-Sa?di (kemudahan memahami ayat-ayat Al-Qur?an) Ed-indonesia Cet- 1, Jawa Tengah: Pustaka An- Nusnok.

Adawiyah, R. (2019). Reformasi Hukum Keluarga Islam dan Implikasinya Terhadap Hak-Hak Perempuan dalam Hukum Perkawinan Indonesia dan Malaysia. Nusa Litera Inspirasi.

As-Shabuni, M. A. (2011). Tafsir-Tafsir Pilihan. Jakarta: Pustala al-Kausar.

Eficandra, E. (2022). The Reconstruction of High-Inherited Wealth in Minangkabau through Cash Waqf Movement. JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), 21(1), 121. https://doi.org/10.31958/juris.v21i1.5850

Fitriyani, F. (2022). Praktik Pembagian Harta Waris Sebelum Muwaris Meninggal Dunia di Dusun Bogelan Desa Sukarejo Kecamatan Mojotengah. At-Ta’aruf?: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1(1), 42–58. https://doi.org/10.59579/ath.v1i1.3022

Hirdayadi, I., & Ansar, M. (2018). Tehnik Pembagian Warisan terhadap Anak Bungsu Perempuan dalam Masyarakat Kemukiman Lamblang Kec. Kuta Baro Kab.Aceh Besar Menurut Hukum Islam. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam, 2(1), 237–268. https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i1.3114

Hutami, A., Fawzi, R., & Hamdani, F. F. R. S. (2020). Tinjauan Fikih Mawarits terhadap Pembagian Waris Anak Perempuan Bungsu. Prosiding Hukum Keluarga Islam, 6(2), 25–27. https://doi.org/10.29313/islamic%20family.v6i2.22153

Karmila, K., & Siregar, S. A. (2021). Praktik Pembagian Harta Warisan Ditinjau Darin KHI. Jurnal El-Thawalib, 2(4), 331–345. https://doi.org/10.24952/el-thawalib.v2i4.4241

Khairuddin, K. (2020). Faktor Penundaan Pendistribusian Harta Warisan Di Desa Tanah Bara Aceh. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam, 5(2). https://doi.org/10.24235/mahkamah.v5i2.6472

Khisni, H. A. (2017). Hukum Waris Islam, (Cet-6). Unissula Press.

Muhammad, A. (2019). Fiqih Hibah & Waris. Rumah Fiqih Publishing.

Muhibbussabry. (2020). Fikih Mawaris. CV. Pusdikra Mitra Jaya.

Mundakir, M., & Aat, H. (2020). ISLAMIC SHARI’A CONFIGURATION OF BUKA LUWUR TRADITION IN KUDUS. Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS), 8(1), 201–225. https://doi.org/10.21043/qijis.v8i1.7999

Nandrini, F. T., & Febriansah, R. (2023). Waris Adat Masyarakat Batak: Persoalan Pembagian Harta Warisan Anak Perempuan dalam Keluarga. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, Dan Humaniora, 1(5), 105–119. https://doi.org/10.572349/kultura.v1i5.509

Quthb, S. (2003). Tafs?r f? Zil?l al-Qur’?n. Jakarta: Gema Insani Press.

Rahman, U., Idham, Dalip, M., Makmur, & Sewang, A. (2022). Men and Women in the Distribution of Inheritance in Mandar, West Sulawesi, Indonesia. Samarah, 6(1), 156–175. https://doi.org/10.22373/sjhk.v6i1.9094

Shihab, Q. (2007). Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentara Hati.

Sopiyan, M., & Khosyi’ah, S. (2022). Perkembangan Pemikiran Hukum Keluarga tentang Persamaan Hak Menerima Waris dalam Masalah Kalalah dan Radd. Mutasith: Jurnal Hukum Islam, 5(1), 84–97. https://doi.org/10.47971/mjhi.v5i1.429.

Tria Septi Wulani, & Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani. (2022). Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Pembagian Harta Warisan Adat Suku Mandar. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.29313/jrhki.vi.610

Wahyudani, Z., & Firdaus, M. (2022). Faktor – Faktor Perubahan Sosial Yang Mempengaruhi Pembagian Harta Warisan Di Banda Aceh, Indonesia. Journal of Sharia Economics, 3(1), 13–33. https://doi.org/10.22373/jose.v3i1.1450

Interviews

Zulkarnain (2023), Personal Interview with Head of Lae Butar Village, Gunung Meriah District, 06 December,.

Hamid, A (2023), Personal Interview with Imam of Lae Butar Village Gunung Meriah District, 07 December

Manik, S (2023), Personal Interview with Head of Tanah Bara Village, Gunung Meriah District, Interview, 14 December.

Sinya (2024), Personal Interview with Gunung Meriah, 3 January.

Naimah (2024), Personal Interview in Gunung Meriah, 4 January.

Mutia, C (2024), Personal Interview in Gunung Meriah, 17 January.

Kasnaidi (2024), Personal Interview in Gunung Meriah, 18 January.

Saimah (2024), Personal Interview in Gunung Meriah, 20 January.

Mukhlis (2024), Personal Interview in Gunung Meriah Religious Figures, 2 February.

Karyanto (2024), Personal Interview in Gunung Meriah Religious Figures,4 February.

Downloads

Published

2024-06-25

How to Cite

Khairuddin, K. (2024). Family Harmony: Distribution of Inheritance to the Youngest Child in Gunung Meriah Aceh. Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari’ah Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah, 7(1), 258–270. https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i1.196